Ketika kita membelanjakan sejumlah uang dalam membeli smartphone, ada banyak kriteria yang menjadi pertimbangan kita. Salah satunya ialah problem baterai yang menjadi perhatian kita, mengingat banyaknya aplikasi yang kita gunakan dalam smartphone nantinya. Sehingga kita sering menanyakan pertanyaan :
- Berapa daya baterai tersebut ?.
- Seberapa usang baterai bertahan jikalau aktif memakai internet ?.
- Apa baterainya cepat panas jikalau berjam-jam saya main game di smartphone ?
- Kira-kira baterai tersebut infinit atau tidak ?
Saat ini yang beredar di pasaran, kita mengenal baterai Lithium-Ion disingkat Li-ion dan Lithium-Polymer yang disingkat dengan Li-Po. Lalu kalau anda memilih, anda akan menentukan tipe baterai yang mana ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita mengenali terlebih dahulu kedua jenis baterai tersebut.
Baterai Lithium-Ion
Baterai Lithium-Ion telah dikembangkan semenjak tahun 1912. Namun, baterai ini menjadi terkenal ketika Sony mengadopsinya pada tahun 1991[1]. Baterai Li-ion merupakan baterai yang sanggup dilepas (removeable). Baterai tipe ini sering kita lihat pada : laptop, tablet dan smartphone, e-book reader, MP3 player, Cordless Screwdriver.Jika kita amati baterai laptop, maka baterai tersebut dibungkus dalam bungkus plastika yang kaku. Dalam baterai laptop mempunyai cell (seperti kumpulan baterai AA) dimana disajikan dalam Li-Ion yang lebih besar.
Baterai Li-Ion ini merupakan istilah yang mengacu kepada materialnya saja, dimana yang bergotong-royong ada banyak jenis Baterai Li-ion yang mempunyai senyawa kimia yang berbeda. Misalnya baterai Li-Ion yang dipakai pada Laptop, Cellphone mempunyai simbol kimia LiCoO2 (Lithium Cobalt Oxide) atau disingkat dengan LCO.
Jenis-Jenis Baterai Li-Ion
Menurut sumber batteryuniversity.com, menurut senyawa kimia yang dipakai dalam baterai Li-ion, maka baterai tersebut dibagi ke dalam 6 kelompok atau jenis,yaitu :- Baterai Li-ion yang memakai senyawa kimia LiCoO2 (Lithium Cobalt Oxide) atau disingkat dengan LCO.
- Baterai Li-ion yang memakai senyawa kimia Lithium Manganese Oxide (LiMn2O4) atau disingkat dengan LMO.
- Baterai Li-ion yang memakai senyawa kimia Lithium Nickel Manganese Cobalt Oxide (LiNiMnCoO2 ) atau disingkat dengan NMC.
- Baterai Li-ion yang memakai senyawa kimia Lithium Iron Phosphate(LiFePO4) atau disingkat dengan LFP.
- Baterai Li-ion yang memakai senyawa kimia Lithium Nickel Cobalt Aluminum Oxide (LiNiCoAlO2) atau disingkat dengan NCA.
- Baterai Li-ion yang memakai senyawa kimiaLithium Titanate (Li4Ti5O12) atau disingkat dengan LTO.
- LCO dipakai pada CellPhone, Laptop, Camera dsb.
- LMO dipakai pada ala-alat listrik (Power tools), Peralatan medis (Medical devices), Electric Powertrains.
- NMC sering dipakai pada E-bikes, Peralatan Medis, EVs, dan di industri-industri.
- LFP dipakai pada stasioner yang membutuhkan arus beban tinggi dan juga daya tahan tinggi.
- NCA dipakai pada Peralatan medis, Industri, Electric powertrain (Tesla).
- LTO dipakai pada UPS, Electric powertrain (Mitsubishi i-MiEV, Honda Fit EV) dan penerangan jalan bertenaga surya.i i-MiEV, Honda Fit EV), Penerangan jalan bertenaga surya.
Kelebihan Lithium-ion
- Baterai ini umumnya bersifat removeable , jadi baterai ini sanggup dicopot dan digantikan dengan baterai gres jikalau suatu saaat ini baterai tersebut cepat drop.
- Bentuk baterai ini persegi, dimana ukurannya agak sedikit tebal. Pada beberapa gadget ketebalannya berbeda, misal baterai Li-Ion pada Laptop akan lebih tebal dibandingkan dengan baterai Li-Ion Smartphone.
- Memiliki kepadatan energi yang tinggi.
- Mudah ditemukan di pasaran. Jika kita menggantikannya dengan baterai baru, akan lebih cenderung gampang ditemukan dan dari sisi harganya pun lebih terjangkau sekalipun harga tersebut ialah harga baterai orisinal.
- Lebih kuat. Sebuah baterai lithium-ion hanya kehilangan 5% isinya setiap bulan.
Kekurangan Lithium-ion
- Baterai cenderung agak berat.
- Pada kondisi temperatur tinggi, menyebabkan masa pemakaian Li-ion lebih cepat habis, kurang dari masa pemakaian normal 3 tahun.
- Jika membutuhkan kapasitas Ah/kg yang besar, maka akan membutuhkan ukuran fisik yang lebih tebal dan besar.
- Memiliki resiko ledakan lebih tinggi jikalau berada dalam termperatur panas yang terus menerus.
Baterai Lithium-Polymer
Baterai Li-Po merupakan kependekan dari Lithium Polymer. Jenis bateraiini sudah dikembangkan semenjak tahun 1970an. Hasil desain dari baterai Li-Po lebih tipis, sehingga sanggup didesain berbentuk kartu kredit tipis , akan tetapi tetap mempunyai daya tahan baterai yang cukup baik.Karena ukurannya yang tipis, sehingga akan menghasilkan berat yang cukup ringan. Sehingga dalam proses pembuatannya, akan memakan biaya produksi yang lebih tinggi.
Kelebihan Baterai Li-Po
- Baterai Li-Po mempunyai berat atau bobot yang sangat ringan dibandingkan baterai Li-Ion.
- Baterai Li-Po tersedia dalam aneka macam macam bentuk dan ukuran.
- Bateria Li-Po dirancang untuk pemakaian yang lebih usang dropnya dibandingkan Li-Ion, alasannya ialah sifat baterai ini non-removeable, tidak sanggup dicopot atau ditukar dengan baterai lain.
- Baterai ini mempunyai tingakat keamanan yang lebih baik pada kondisi temperatur tinggi. Sehingga peluang resiko ledakan lebih kecil terjadi.
Kekurangan Baterai Li-Po
- Umumnya baterai ini bersifat non-removeable, yang artinya tidak sanggup dicabut baterainya (menyatu dengan smartphone). Kaprikornus ketika kondisi drop, maka akan membutuhkan effort besar bagaimana menyiasatinya biar sanggup berjalan normal kembali.
- Pada bateraio Li-Po, densitas energi lebih rendah atau dengan kata lain cost to energy ratio lebih tinggi dari Li Ion.
- Biaya produksi baterai lebih mahal, sehingga gadget yang memakai baterai ini akan dibanderol dengan harga yang cenderung lebih mahal dibandingkan dengan gadget sejenis yang memakai baterai Li-ion.
Perbedaan Baterai Li-Po dan Li-Ion
Dari uraian diatas ihwal baterai Li-Po dan Li-Ion, kita sanggup menarik beberapa rangkuman ihwal perbedaannya, yaitu :Karakteristik | Baterai Li-Ion | Baterai Li-Po |
---|---|---|
Berat | Lebih Berat | Lebih Ringan |
Desain | Sedikit agak tebal | Lebih tipis |
Charging | Relative lebih usang pada ketika ngecharge | Relative lebih singkat pada ketika ngecharge |
Lifespan (Daya tahan) | Lama | Lama |
Energy Density | Mampu menampung kapasitas yang lebih besar | Lebih sedikit dibandingkan Li-Ion |
Exposive risk | Resiko ledakan lebih tinggi | Lebih kondusif dari resiko ledakan (exposive risk) |
Advertisement