Semua negara mempunyai perumpamaan dalam mencontohkan sesuatu. Perumpamaan inilah yang kita namakan dengan peribahasa.
Pada hakikatnya, Peribahasa Indonesia sudah sering dipakai oleh masyarakat. Akibat terdapat banyaknya keanekaragaman adat-istiadat, budaya, dan bahasa sehingga mempengaruhi dan memperkaya perbendaharaan kalimat dan juga jumlah peribahasa indonesia.
Contoh-Contoh Peribahasa
1. Peribahasa dimulai huruf A
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan | Dimana pun berada niscaya akan tersedia rezeki buat kita. |
2. | Ada uang kakak di sayang, tak ada uang kakak ditendang | Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah. |
3. | Ada air ada ikan. | Dimanapun kita tinggal,rezeki akan selalu ada. |
4. | Ada asap ada api | Tak sanggup dipisahkan, munculnya suatu insiden / persoalan niscaya ada penyebabnya |
5. | Ada gula ada semut. | Dimana banyak kesenangan disitulah banyak orang datang. |
6. | Ada harga ada rupa | Harga suatu barang tentu diadaptasi dengan keadaan barang tersebut. |
7. | Ada pasang turun naik. | Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti. |
8. | Ada rotan ada duri. | Kesenangan tentu ada kesusahan. |
9. | Ada uang kakak di sayang, tak ada uang kakak ditendang. | Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah |
10. | Ada ubi ada talas,ada akal ada balas. | Kejahatan dibalas dengan kejahatan,kebikkan dibalas dengan kebaikan. |
11. | Ada udang di balik batu. | Ada suatu maksud yang tersembunyi. |
12. | Adat muda menanggung rindu, etika bau tanah menahan ragam. | Orang muda harus bersabar,dalam meraih cita-cita. |
13. | Adat teluk timbunan kapal, etika gunung tepatan kabut. | Meminta hendaknya kepada yang punya, bertanya hendaknya kepada yang pandai. |
14. | Air beriak tanda tak dalam. | Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya |
15. | Air besar watu bersibak. | Artinya : Persaudaraan akan bercerai berai apabila terjadi perselisihan. |
16. | Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga. | Sifat-sifat anak biasanya menurun dari sifat orang tuanya. |
17. | Air di cencang tiada putus. | Persaudaraan tidak akan putas alasannya yakni hanya perselisihian kecil. |
18. | Air di daun keladi. | Sukar di bimbing atau dinasihati. |
19. | Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam. | Tidak lezat makan dan minum (biasanya alasannya yakni terlalu bersedih/duka). |
20. | Air jernih ikannya jinak. | Negeri yang serba teratur dengan penduduknya yang serba baik,baik pula akal bahasanya. |
21. | Air pun ada pasang surutnya. | Senang dan susah selalu silih berganti. |
22. | Air susu dibalas dengan air tuba. | Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan jahat. |
23. | Air damai menghanyutkan. | Orang yang kelihatannya pendiam, namun ternyata banyak menyimpan ilmu pengetahuan dalam pikirannya |
24. | Asam di darat, ikan di bahari bertemu di belanga. | Laki-laki dan wanita kalau sudah jodoh niscaya akan bertemu juga. |
25. | Api dalam sekam. | Hal-hal tidak baik yang tidak tampak dan bahkan semakin membahayakan. |
26. | Alang berjawab, tepuk berbatas. | Perbuatan baik dibalas dengan perbuatan baik, perbuatan jahat dibalas dengan perbuatan kejahatan pula. |
27. | Angan - angan mengikat tubuh. | Memikirkan yang tidak-tidak akhirnya menderita sendiri. |
28. | Air yang damai jangan disangka tiada berbuaya. | Orang pendiam jangan disangka tidak berani. |
29. | Alah bisa alasannya yakni biasa. | Segala kesukaran tak akan terasa lagi bila sudah biasa. |
30. | Anak bapak. | Anak lelaki yang berani. |
31. | Anak dipangku dilepaskan, beruk di rimba disusui. | Selalu membereskan urusan orang lain tanpa mempedulikan urusan sendiri. |
32. | Angin tidak sanggup ditangkap, asap tidak sanggup digenggam. | Sesuatu hal yang tidak sanggup dirasakan. |
33. | Anjing menggonggong, khafilah berlalu. | Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa. |
34. | Angan-angan menerawang langit. | Mencita-citakan segala sesuatu yg tinggi-tinggi |
35. | Angan mengikut tubuh. | Bersusah hati alasannya yakni memikirkan yang bukan-bukan. |
36. | Angguk bukan, geleng ia. | Lain di lisan lain di hati. |
2. Peribahasa dimulai huruf B
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Bagai Makan Buah Simalakama. | Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih. |
2. | Badan boleh dimiliki, hati jangan. | Ungkapan bahwa orang tersebut sudah mempunyai kekasih, hatinya sudah ada yang memiliki. Secara fisik mau menuruti segala macam perintah yang menindas, namun di dalam hati tetap menentang. |
3. | Bagai air di daun talas. | Selalu berubah-ubah atau tidak tetap pendiriannya. |
4. | Bagai anak ayam kehilangan induk. | Bercerai berai alasannya yakni kehilangan tumpuan. |
5. | Bagai anjing beranak enam. | Kurus sekali. |
6. | Bagai api dengan asap. | Tidak sanggup dipisahkan. |
7. | Bagai bara dalam sekam. | Perbuatan jahat yang tak tampak. |
8. | Bagai bulan kesiangan. | Pucat dan lesu. |
9. | Bagai di sayap dengan sembilu. | Rasa hati yang sangat pedih. |
10. | Bagai duri dalam daging. | Selalu terasa tidak menyenangkan hati dan mengganggu pikiran. |
11. | Bagai itik pulang petang. | Sangat lambat jalannya. |
12. | Bagai kacang lupa akan kulitnya. | Tidak tahu diri, lupa akan asalnya. |
13. | Bagai katak dalam tempurung. | Sangat sedikit pengetahuannya, kurang luas pandangannnya. |
14. | Bagai kebakaran janggut. | Bingung tidak keruan. |
15. | Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. | Hidup dalam kesukaran / kesengsaraan. 24. |
16. | Bagai kerbau dicocok hidung. | Menurut saja apa yang menjadi keinginan orang. |
17. | Bagai mencincang air. | Mengerjakan perbuatan yang sia-sia. |
18. | Bagai mendapat durian runtuh. | Mendapat laba yang tidak disangkasangka tanpa harus bersusah payah mendapatkannya. |
19. | Bagai menegakkan benang basah. | Melakukan pekerjaan yang tidak mungkin sanggup dilaksanakan. |
20. | Bagai mentimun dengan durian. | Orang yang lemah / miskin melawan orang kaya / kuat. |
21. | Bagai menulis di atas air. | Melakukan perkerjaan yang sangat sukar atau membawa tidak mungkin secara hasil. |
22. | Bagai musang berbulu ayam. | Orang jahat bertingkah laris sebagai orang baik. |
23. | Bagai musuh dalam selimut. | Musuh dalam kalangan / golongan sendiri. |
24. | Bagai pagar makan tanaman. | Orang yang merusak barang / sesuatu yang diamanatkan kepadanya. |
25. | Bagai pinang dibelah dua. | Dua orang yang serupa benar. |
26. | Bagai pungguk merindukan bulan. | Seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin. |
27. | Bagai rambut di belah seribu. | Sedikit sekali. |
28. | Bagai rumah ditepi tebing. | Selalu dalam kecemasan dan ketakutan. |
29. | Bagai telur di ujung tanjuk. | Terancam bahaya. |
30. | Bagaikan bubuk di atas tanggul. | Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan gampang jatuh. |
31. | Bagaikan air dengan minyak. | Tak sanggup bersatu. |
32. | Bagaikan api makan ilalang kering, tiada sanggup dipadamkan lagi. | Orang yang tidak bisa menolak ancaman yang menimpanya. |
33. | Bagaikan burung di dalam sangkar. | Seseorang yang merasa hidupnya dikekang. |
34. | Bagaimana ditanam begitulah dituai. | Tiap-tiap orang ber buat jahat,jahatlah balasannya,begitu sebaliknya. |
35. | Bahasa memperlihatkan bangsa. | Budi bahasa atau pangrai serta tutr kata menunnjukkan sifat serta tabiatnya. |
36. | Bak ilmu padi, kian berisi kian runduk. | Makin cendekia tidak sombong. |
37. | Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya. | Bermaksud mencelakakan orang lain, tetapi dirinya juga ikut terkena celaka. |
38. | Besar pasak daripada tiang. | Besar pengeluaran daripada pendapatan. |
39. | Bermain air basah,bermain api hangus. | Setiap pekerjaan atau perjuangan ada susahnya. |
40. | Belum beranak sudah ditimang. | Belum berhasil, tetapi sudah bersenang-senang lebih dulu. |
41. | Bertepuk sebelah tangan . | Kebaikan yang hanya dari satu pihak. |
42. | Bergantung pada akar lapuk. | Mengharapkan pemberian dari orang yang tidak mungkin memperlihatkan bantuan. |
43. | Berguru ke padang datar, sanggup rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. | Belajar harus sungguh-sungguh, jangan terputus di tengah jalan. |
44. | Belum bertaji hendak berkokok. | Belum berilmu/kaya/berkuasa sudah hendak menyombongkan diri. |
45. | Berguru kepalang bimbing bagai bunga kembang tak jadi. | Belajarlah sungguh-sungguh jangan tanggung-tanggung(ragu-ragu). |
46. | Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. | Bersama-sama dalam suka dan duka, baik jelek sama-sama ditanggung. |
47. | Berjalan hingga kebatas, berlayar hingga kepulau. | Kita harus berusaha secara sungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan. |
48. | Biar lambat asal selamat,tak akan lari gunung dikejar. | Dalam mengerjakan suatu pekerjaan haruslah berhati-hati supaya selamat. |
49. | Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. | Biarpun banyak rintangan dalam perjuangan kita, kita dihentikan putus asa. |
50. | Biduk kemudian kiambang bertaut. | Lekas berbaik atau berkumpul kembali. ( Seperti perselisihan antara sanak keluarga yang kembali rukun ). |
51. | Bumi tidak selebar daun kelor. | Dunia tidak sempit. |
3. Peribahasa dimulai huruf C-D-E-G
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Cepat kaki ringan tangan. | Suka menolong sesama umat. |
2. | Cuaca di langit menunjukan akan panas, gabak di hulu tanda akan hujan. | Sesuatu niscaya akan ada identitas atau tanda khususnya. |
3. | Dalam lautan sanggup diduga, dalam hati siapa tahu. | Kita tidak mengetahui isi hati orang lain. |
4. | Daripada hidup bercermin bangkai, lebih baik mati berkalang tanah. | Daripada hidup menanggung malu lebih baik mati. |
5. | Daripada hidup berputih mata, lebih baik mati berputih tulang. | Lebih baik matidaripada menanggung malu. |
6. | Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan watu di negeri sendiri. | Sebaik-baik negeri orang tidak sebaik di negeri sendiri. |
7. | Datang tampak muka, pulang tampak punggung. | Datang dan pergi hendaklah memberi tahu. |
8. | Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. | Kita harus beradaptasi dengan etika dan keadaan daerah tinggal yang kita tempati. |
9. | Di mana kayu bengkok, di sana musang mengintai. | Orang yang sedang lengah gampang dimanfaatkan oleh musuhnya. |
10. | Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa. | Mau bekerja dengan baik bila sudah mendapat teguran. |
11. | Digenggam takut mati, dilepas takut terbang. | Serba salah sama-sama merugikan. |
12. | Dimana lalang habis, disitu api padam. | Hidup dan mati tidak sanggup ditentukan, bila sudah saatnya niscaya kita akan mati. |
13. | Ditindih yang berat, dililit yang panjang. | Kemalangan yang tiba tanpa bisa dihindari. |
14. | Duduk sama rendah, tegak ( bangkit ) sama tinggi. | Sama kedudukannya (tingkatannya atau martabatnya ). |
15. | Elok basa akan kekal hidup, elok akal akan bekal mati. | Orang yang baik akal balasannya akan disayang orang selama hidup dan sehabis mati pun akan dikenang orang. |
16. | Enak makan dikunyah, lezat kata diperkatakan. | Sesuatu hal haruslah dimusyawarahkan terlebih dahulu. |
17. | Esa hilang, dua terbilang. | Berusaha terus dengan keras hati hingga maksud tercapai. |
18. | Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. | Kesalahan / malu sendiri yang besar tidak tampak. |
19. | Gajah mati alasannya yakni gadingnya. | Orang yang mendapat kecelakaan atau binasa alasannya yakni keunggulannya / tabiatnya. |
20. | Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, insan mati meninggalkan nama. | Orang populer bila ia mati dalam beberapa lama masih disebut-sebut orang namanya. |
21. | Gali lubang, tutup lubang. | Berhutang untuk membayar hutang yang lain. |
22. | Gayung bersambut, kata berjawab. | Menangkis serangan orang, menjawab perkataan orang. |
23. | Gigi dengan pengecap ada kalanya bergigit juga. | Walau persahabatan sangat dekat ada kalanya berselisih juga. |
24. | Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. | Kelakuan orang bawahan selalu mencontoh kelakuan atasannya. |
4. Peribahasa dimulai huruf H-I-J-K
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Habis manis sepah dibuang. | Sesudah tidak mempunyai kegunaan lagi kemudian dibuang / tidak dipedulikan lagi. |
2. | Hancur tubuh di kandung tanah, akal baik dikenang jua. | Budi pekerti, amal kebaikan, akan selalu dikenang meski seseorang sudah meninggal dunia. |
3. | Hangat-hangat tahi ayam. | Kemauan yang tidak tetap. |
4. | Harapkan guntur di langit, air di tempayan dicurahkan. | Mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang sudah ada dilepaskan. |
5. | Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. | Keinginan atau keinginan yang tidak mungkin sanggup dicapai. |
6. | Hawa pantang kerendahan, nafsu pantang kekurangan. | Hawa nafsu dihentikan diremehkan harus dijaga sebaik-baiknya |
7. | Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai. | Orang yang hidup ekonomis akan menjadi kaya, orang yang rajin berguru akan menjadi pandai. |
8. | Hidup dikandung adat, mati dikandung tanah. | Selama hidup orang harus taat kepada etika kebiasaan dalam masyarakat. |
9. | Hidup segan mati pun tak mau. | Hidup yang merana alasannya yakni terus menerus sakit. |
10. | Hujan emas di negeri orang, hujan watu dinegeri sendiri , baik juga di negeri sendiri. | Betapa senang dan bahagi di perantauan , tentu lebih senag dan senang di negeri sendiri. |
11. | Ikhtiar menjalani, untung menyudahi. | Setiap orang harus berusaha sebaikbaiknya, berhasil tidaknya terserah kepada tuhan. |
12. | Jangan disesar gunung berlari, hilang kabut tampaklah dia. | Hal yang sudah pasti, kerjakanlah dengan sabar tidak perlu tergesa-gesa. |
13. | Jauh di mata dekat di hati. | Dua orang yang tetap merasa dekat meski tinggal berjauhan. |
14. | Kalah jadi bubuk menang jadi arang. | Pertengkaran / permusuhan akan merugikan kedua belah pihak ( sama-sama merugi ). |
15. | Jauh panggang dari api. | Banyak bedanya, tidak kena, tidak benar. |
16. | Jika ditampar sekali kena denda emas, dua kali setampar emas pula, lebih baik ditampar betul-betul. | Setiap perbuatan jahat itu sama saja akibatnya, meski besar ataupun kecil. |
17. | Kalau dipanggil ia menyahut, kalau dilihat ia bersua. | Bisa memberikan maksud dengan cara yang tepat. |
18. | Kalau pintar meniti buih, selamat tubuh hingga ke seberang. | Jika sanggup mengatasi kesukaran tentu maksud sanggup dicapai. |
19. | Kalau tiada senapang, baik berjalan lapang. | Jika tidak bersenjata atau tidak bertenaga, sebaiknya mengalah. |
20. | Kalau tidak angin bertiup, tidak akan pohon bergoyang. | Sesuatu hal yang terjadi tentu ada penyebabnya. |
21. | Karena mata buta, alasannya yakni hati mati. | Menjadi celaka alasannya yakni terlalu menuruti hawa nafsunya. |
22. | Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. | Karena kejahatan atau kesalahan yang kecil, hilang kebaikan yang telah diperbuat. |
23. | Katak hendak jadi lembu. | Orang hina / miskin / rendah hendak menyamai orang besar / kaya; congkak; sombong. |
24. | Kecil-kecil cabe rawit. | Kecil, tetapi cerdik / pemberani / membahayakan. |
25. | Kepala sama berbulu, pendapat berlain-lainan. | Artinya : Setiap orang berbeda pendapatnya |
5. Peribahasa dimulai huruf M-N
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Lain di lisan lain di hati. | Yang dikatakan / diucapkan berbeda dengan isi hatinya. |
2. | Lain dulang lain kaki,lain orang lain hati. | Setiap orang punya pendapat, kehendak dan perasaan yang berbeda. |
3. | Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. | Tiap-tiap negeri atau bangsa berlainan etika kebiasaannya. |
4. | Lancar kaji alasannya yakni diulang, pasah jalan alasannya yakni diturut. | Segala sesuatu harus dilakukan berulang ulang supaya paham. |
5. | Lemak manis jangan ditelan, pahit jangan dimuntahkan. | Perundingan yang baik jangan disia-siakan, tetapi hendaknya dipikirkan secara dalam-dalam. |
6. | Lempar watu sembunyi tangan. | Melakukan sesuatu, kemudian berdiam diri seperti tidak tahu menahu. |
7. | Lepas dari lisan harimau jatuh ke lisan buaya. | Lepas dari ancaman yang besar, jatuh ke dalam ancaman yang lebih besar lagi. |
8. | Lidah tak bertulang. | Mudah saja menyampaikan / menjanjikan sesuatu, yang berat yakni melaksanakannya. |
9. | Lubuk logika tepian ilmu. | Seseorang yang dikenal mempunyai banyak ilmu pengetahuan. |
10. | Luka sudah hilang parut tinggal juga. | Setiap perselisihan selalu meninggalkan bekas dalam hati orang yang berselisih, walaupun perselisihan itu sudah berakhir. |
11. | Makan hati berulam rasa. | Menderita alasannya yakni perbuatan orang yang kita sayang. |
12. | Malang tak sanggup ditolak, mujur tak sanggup diraih. | Segala sesuatu dalam kehidupan bukan insan yang menentukan. |
13. | Malu bertanya sesat di jalan. | Kalau tidak mau berikhtiar tidak akan mendapat kemajuan. |
14. | Membagi sama adil, memotong sama panjang. | Jika membagi maupun tetapkan sesuatu hendaknya harus adil dan tidak berat sebelah. |
15. | Membelah dada melihat hati. | Ungkapan untuk menyatakan kesungguhan. |
16. | Menang jadi arang, kalah jadi abu. | Kalah ataupun menang sama-sama menderita. |
17. | Menanti-nanti bagaikan bersuamikan raja. | Menantikan pemberian dari orang yang tidak sanggup memperlihatkan bantuan. |
18. | Menggantang asap. | Melakukan perbuatan yang sia-sia. |
19. | Menghela lembu dengan tali, menghela insan dengan kata. | Segala pekerjaan harus dilakukan berdasarkan tata cara aturannya masing-masing. |
20. | Menohok teman seiring dalam lipatan. | Mencelakakan teman sendiri. |
21. | Murah dimulut, mahal ditimbangan. | Mudah sekali berjanji tetapi tidak pernah menepati. |
22. | Musang berbulu ayam. | Orang jahat bersikap menyerupai orang baik. |
23. | Musuh dalam selimut. | Musuh dalam kalangan / lingkungan sendiri. |
24. | Nasi sudah menjadi bubur. | Sudah terlajur, tidak sanggup diperbaiki atau diubah lagi. |
25. | Nasi tak dingin, pinggan tak retak. | Orang selalu mengerjakan sesuatu dengan hati-hati. |
6. Peribahasa dimulai huruf O-P-S
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Orang mau seribu daya, bukan seribu dali. | Jika menghendaki sesuatu, niscaya akan mendapat jalan, bila tidak menghendaki, niscaya mencari alasan. |
2. | Pandai berminyak air. | Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya. |
3. | Pangsa memperlihatkan bangsa, umpama durian. | Kita bisa melihat perangai seseorang melalui tutur katanya. |
4. | Putih kapas sanggup dibuat, putih hati berkeadaan. | Kebaikan hati yang bisa dilihat dari tingkah lakunya. |
5. | Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh. | Seiya sekata dalam semua keadaan. |
6. | Seberat-berat mata memandang, berat juga pundak memikul. | Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang mengalaminya. |
7. | Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. | Berpikir baik-baik sebelum bertindak biar tidak kecewa. |
8. | Sehari selembar benar, setahun selembar kain. | Suatu pekerjaan yang dilakukan dengan keyakinan dan kesabaran akan membuahkan hasil yang baik. |
9. | Sekali air pasang, sekali tepian beranjak, Sekali air di dalam, sekali pasir berubah. | Setiap terjadi perubahan pimpinannya, berubah pula aturannya. |
10. | Sekali jalan terkena, dua kali jalan tahu, tiga kali jalan jera. | Bagaimanapun bodohnya seseorang, bila sekali tertipu, tak akan mau tertipu lagi untuk kedua kalinya. |
11. | Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. | Sekali melaksanakan pekerjaan, beberapa maksud tercapai. |
12. | Seludang menolak mayang. | Sebutan untuk orang sombong dan melupakan orang lain yang telah berjasa dalam hidupnya. |
13. | Seorang makan cempedak, semua kena getahnya. | Seorang berbuat salah, semua dianggap salah juga. |
14. | Sepandai-pandai bajing melompat, sekali waktu jatuh juga. | Sepandai-pandainya manusia, suatu ketika niscaya pernah melaksanakan kesalahan juga. |
15. | Seperti cacing kepanasan. | Tidak tenang, selalu gelisah. |
16. | Seperti durian dengan mentimun. | Orang lemah / miskin / ndeso melawan orang besar lengan berkuasa / kaya / pandai. |
17. | Seperti lebah, lisan bawa madu, pantat bawa sengat. | Berwajah rupawan namun perilakunya jahat. |
18. | Serigala berbulu domba. | Orang yang kelihatannya ndeso dan penurut tetapi sesungguhnya kejam, jahat, dan curang |
19. | Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. | Pikir dahulu masak-masak sebelum berbuat sesuatu ( pikirkan untung dan ruginya ). |
20. | Setali tiga uang. | Sama saja, tidak ada bedanya. |
7. Peribahasa dimulai huruf T-U-Y
No | Peribahasa | Artinya |
---|---|---|
1. | Tahu asam garamnya. | Tahu seluk beluknya / berpengalaman. |
2. | Tak ada gading yang tak retak. | Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya. |
3. | Tambah air tambah sagu. | Tambah banyak permintaannya, bertambah pula biayanya. Bila bertambah anak, akan bertambah pula rezekinya. |
4. | Tangan merentang pundak memikul. | Berani berbuat harus berani bertanggung jawab. |
5. | Terbuat dari emas sekalipun, kandang tetap kandang juga. | Meskipun hidup dalam kemewahan tetapi terkekang, hati tetap merasa tersiksa juga. |
6. | Terlalu aru berpelanting, kurang aru berpelanting. | Segala sesuatu yang berlebihan atau kurang akan berakibat kurang baik. |
7. | Tertangguk pada ikan sama menguntungkan, tertanggung pada rangsang sama mengiraikan. | Suka dan sedih dijalani bersama. Keuntungan yang didapatkan dinikmati bersama-sama, kesusahan yang dialami diatasi tolong-menolong juga. |
8. | Tiada rotan akarpun jadi. | Kalau tidak ada yang baik, yang kurang baik pun boleh juga. |
9. | Tua-tua keladi, makin bau tanah makin menjadi. | Orang bau tanah yang bersikap menyerupai anak muda, terutama dalam persoalan percintaan. |
10. | Umur setahun jagung. | Belum berpengalaman. |
11. | Untung bagaikan roda pedati, sekali ke bawah sekali ke atas. | Keberuntungan atau nasib insan tiada tetap, kadang di bawah dan kadang di atas. |
12. | Yang buta peniup lesung, yang peka pelpas bedil. | Masing-masing ada faedahnya, asal diletakkan pada tempatnya. |
Demikianlah kumpulan peribahasa indonesia yang disertai dengan arti atau maknanya.
Advertisement