Bisa dipastikan kita semua mengetahui dalam sebuah goresan pena serpihan mana yang disebut dengan paragraf. Apalagi kita telah diajarkan dari semenjak SD perihal cara mengarang dengan menyusun kalimat dalam beberapa paragraf. Edisi pembahasan serba definisi kali ini akan mengingatkan kembali perihal pengertian paragraf, fungsi paragraf dan jenis-jenis paragraf.
Pengertian Paragraf
Pengertian paragraf menurut bbi.kemdikbud.go.id[1] yakni serpihan bagian dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu inspirasi pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru). Istilah paragraf dikenal juga dengan istilah alinea atau gugus kalimat.Jika kita menyidik definisi paragraf dari literatur lainnya, sanggup jadi diuraikan dengan kalimat yang berbeda. Namun pada pada dasarnya sebuah paragraf itu terdiri dari sebuah kalimat atau beberapa kalimat yang mengandung sebuah pokok gagasan atau inspirasi pemikiran.
Fungsi Paragraf
Kita menyusun sebuah inspirasi atau gagasan dalam kalimat yang membentuk sebuah paragraf. Lalu pertanyaannya kenapa harus dalam bentuk paragraf. Pertanyaan tersebut sanggup kita artikan juga : Apa fungsi paragraf ?.Ada satu ulasan menarik berdasarkan Lingua Pragmatic perihal fungsi paragraf yang dibagi dari sudut penulis dan sudut pembaca. Fungsi paragraf berdasarkan Lingua Pragmatica[2] yakni :
Dari Sudut Penulis
- Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan unit buah pikiran penulis. Seperti menjahit baju, penjahit perlu menjahit serpihan lengan dulu, kemudian serpihan punggung, serpihan depan, serpihan leher, dan serpihan saku. Keseluruhan yang dibentuk itu untuk menghasilkan niat semula, yaitu selembar baju. Demikian pula seorang penulis. Untuk memberikan buah pikirannya, penulis perlu menyampaikannya bertahap, yaitu setiap unit buah pikiran ditulis dalam sebuah paragraf. Bila berpindah ke unit buah pikiran lain, penulis menyampaikannya melalui paragraf baru. Paragraf-paragraf yang berisi unit-unit buah pikiran itu secara gotong royong mendukung keseluruhan buah pikiran yang akan disampaikan penulis. Bila tidak diatur paragraf per paragraf, berarti penulis harus menuangkan buah pikirannya sekaligus. Hal ini tentu menciptakan penulis mengalami banyak kesulitan. Sebaliknya, dengan adanya wadah berupa paragraf itu penulis dengan gampang sanggup menuangkan unit-unit buah pikirannya.
- Penulis sanggup memberikan buah pikirannya secara teratur dan runtut. Dengan "wadah" berupa paragraf-paragraf itu, penulis sanggup memisahkan tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur aduk dengan unit pikirannya yang lain. Dengan demikian, alur jalan pikirannya akan semakin jelas.
- Penulis tidak lekas lelah dalam upaya menuntaskan tulisannya. Ibarat mendaki tangga, pendaki akan cepat mengalami kelelahan bila mendaki terus-menerus tanpa henti. Itulah sebabnya, anak tangga dari lantai satu ke lantai dua, misalnya, selalu ada bidang datar (biasanya di belokan) kawasan pendaki beristirahat sejenak. Demikian pula penulis. Dengan adanya paragraf-paragraf itu, penulis sanggup berhenti sejenak pada tamat paragraf, kemudian melanjutkan menulis unit pikiran berikutnya. Itulah sebabnya, penulis yang ingin beristirahat selalu mengakhiri tulisannya pada tamat paragraf. Bila hendak melanjutkan lagi, ia selalu memulai dengan paragraf baru.
- Dalam keseluruhan tulisan/karangan, paragraf sanggup dimanfaatkan sebagai pengantar, transisi, atau kesimpulan. Sebagai pengantar, paragraf itu memberi tahu dan mengarahkan pikiran pembaca ke duduk kasus yang akan dibahas. Sebagai transisi, paragraf berfungsi membelokkan pikiran pembaca dari satu duduk kasus ke duduk kasus lain. Selanjutnya, paragraf juga sering dipakai untuk menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang telah diuraikan.
Dari Sudut Pembaca
- Pembaca sanggup menangkap buah pikiran penulis dengan gampang lantaran buah pikiran itu disampaikan unit per unit. Kemudahan itu sangat dirasakan jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu tidak terlalu banyak. Jika terlalu banyak, pembaca mengalami kesulitan menangkap inti unit buah pikiran pembaca. Sebaliknya, bila paragraf terdiri atas tiga, dua, atau mungkin satu kalimat, pikiran pembaca akan meloncat-loncat. Pembaca akan cepat bosan, bahkan mungkin menjadi jengkel.
- Memudahkan pembaca "menikmati" tulisan. Ibarat makan nasi goreng satu piring, kita tidak menghabiskan sekaligus, tetapi sesendok demi sesendok. Setelah menelan satu sendok, kita mulai lagi mengunyah satu sendok berikutnya. Dari menikmati sesendok demi sesendok itu lambat laun nasi goreng satu piring habis. Demikian pula pembaca. Setelah membaca satu paragraf, pembaca sanggup memahami dan menikmati sebuah unit buah pikiran, kemudian menikmati buah pikiran dalam paragraf berikutnya. Dengan menikmati paragraf demi paragraf itu, lambat laun pembaca sanggup menghabiskan goresan pena dalam satu buku.
- Pembaca tidak lekas lelah. Seandainya goresan pena tidak dibagi paragraf per paragraf, pembaca seakan-akan dipaksa membaca dari awal hingga akhir. Tentu saja pembaca akan terengah-engah dan muda lelah. Sebaliknya dengan adanya paragraf-paragraf itu, pembaca sanggup berhenti beberapa dikala pada tamat paragraf sambil memahami, menafsirkan, atau menyimpulkan isi paragraf. Selain beristirahat sejenak, pembaca sanggup menyiapkan pikirannya untuk mendapatkan unit buah pikiran gres yang tersaji dalam paragraf berikutnya. Dengan cara menyerupai itu pembaca sanggup mengikuti alur buah pikiran penulis dengan cara yang gampang dan menyenangkan.
Ciri-Ciri Paragraf
Dalam sebuah paragraf kita sanggup menemukan beberapa karakteristik yang menjadi ciri pembeda antara satu paragraf dengan paragraf lainnya. Berikut ini yakni ciri-ciri paragraf :- Dalam paragraf kita akan menemukan kalimat utama dan kalimat penjelas
- Posisi kalimat awal dalam memulai paragraf gres menjorok kedalam dan berbentuk baris
- Adanya kekerabatan antara kalimat utama dan kalimat penjelas
- Terdapat keterpaduan mengenai maksud dan tujuan yang menjelaskan satu makna.
Jenis-Jenis Paragraf
Kita sanggup membedakan atau mengelompokkan paragraf berdasarkan bentuknya. Maksud dari sisi bentuk yakni letak atau posisi kalimat utamanya. Dengan demikian, berdasarkan posisi kalimat utamanya, jenis-jenis paragraf dibagia menjadi :- Paragraf deduktif
Paragraf yang kalimat utamanya atau gagasa pokoknya terletak di awal paragraf , kemudian diikuti oleh kalimat penjelas untuk menguraikan atau menjabar maksud dari kalimat utama. - Paragraf induktif
Paragraf Induktif kebalikan dari paragraf induktif. Gagasan pokok atau kalimat utamanya terdapat pada serpihan akhir, sedangkan kalimat uraiaan atau penjabarannya kita temui di awal-awal paragraf. - Paragraf adonan
Paragraf adonan yakni paragraf yang mengandung kalimat utama pada awal paragraf dan juga ditemukan kalimat utama pada tamat paragraf. Biasanya kalimat utama yang terletak diakhir paragraf merupakan serpihan penegasan terhadap kalimat utama di awal paragraf.
Kita juga sanggup membedakan paragraf berdasarkan tujuannya. Maksud dari tujuannya yakni isi kisah dari paragraf yang kita bentuk. Jenis-jenis paragraf berdasarkan pembagian terstruktur mengenai tujuan atau isinya dibagi menjadi :
- Paragraf Narasi
Paragraf narasi yakni sebuah paragraf yang menceritakan suatu insiden yang dijabarkan secara berurut, menyerupai kita sedang menjelaskan sesuatu kepada orang lain secara langsung. Paragraf ini berfungsi untuk menghibur para pembacanya. - Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi ialah paragraf yang berisikan uraian perihal pandangan-pandangan tertentu yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca hingga pembaca sanggup mendapatkan gagasan dari sang penulis. - Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi yakni sebuah paragraf yang berisi permintaan atau himbauan yang ditujuakan kepada para pembacanya. Sama hal dengan paragraf argumentasi yang bertujuan untuk meyakinkan pembacanya, namun dalam paragraf persuasi biasanya terdapat kalimat-kalimat yang lebih menarik yang bertutjuan untuk mebujuk pembaca. - Paragraf Eksposisi
Paragraf yang isinya bersifat menginformasikan sesuatu sehingga pembaca akan bertambah wawasannya. - Paragraf Deskripsi
Paragraf yang menjbarkan sebuah pokok pikiran dengan memakai sebuah objek dengan tujuan pembaca seakan-akan pembaca sanggup melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan sanggup berupa orang, benda, atau tempat
Referensi
- KBBI Daring , "pa.ra.graf", [online], (http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/paragraf, diakses tanggal 14/1/20170.
- LINGUA PRAGMATICA, "Arti dan Fungsi Paragraf", [online], ( , diakses tanggal 14/1/2017).
Advertisement